Menu

Minggu, 12 Juni 2016

Belajar Menurut Teori Humanistik


Teori Humanistik - merupakan suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai bentuk hasil dari adanya proses belajar dapat dibuktikkan dalam berbagai cara, seperti perubahan pada pengetahuanya, perubahan pada sikapnya, perubahan pada tingkah lakunya, perubahan pada ketrampilannya, perubahan pada kecakapanya, perubahan pada kemampuannya, perubahan pada daya reaksinya dan perubahan pada daya penerimaanya. Jadi, belajar merupakan sebuah proses aktif, proses yang dapat bereaksi terhadap situasi yang ada pada diri seseorang. Belajar menurut teori humanistik merupakan sebuah proses yang mengarah pada suatu tujuan yang positif.

Humanistik lebih melihat individu dari segi perkembangan kepribadian pada manusia, memandang positif pada manusia karena manusia merupakan makhluk yang unik dan dinamis. Tidak seperti Psikoanalisa yang berfokus pada “ketidaknormalan” atau “kondisi sakit” seperti yang dilihat oleh Freud yang memandang bahwa manusia adalah makhluk yang negatif, yang terpengaruh pada masalah masa lalu. Pendekatan humanistik lebih melihat kepada kejadian setelah “sakit” artinya aliran ini menilai tentang bagaimana seorang individu membangun dirinya dalam melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan untuk bertindak positif ini yang oleh humanistik disebut sebagai potensi dasar manusia untuk dapat belajar.

kemampuan positif didalam humanistik erat kaitannya dengan pengembangan dari emosi positif seorang individu yang terdapat didalam domain yang afektif, misalnya saja ketrampilan dalam membangun serta menjaga relasi yang hangat dengan lingkunga sekiarnya, bagaimana seorang individu menjaga dan mengajarkan kepercayaan kepada seseorang, penerimaan diri pada orang lain, keasadaran berperilaku yang baik, dapat memahami dan mengerti perasaan orang lain (bersimpati atau berempati), juju secara interpersonal, dan pengetahuan dalam hubungan interpersonal lainnya. Intinya adalah setian individu memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam dirinya pada kehidupan sehari-hari.

Selain berfokus pada hubungan interpersonal, humanistik juga mencoba untuk membantu individu untu dapat meningkatkan kemampuan membuat, meningkatkan kemampuan berimajinasi, meningkatkan pengalaman, meningkatkan kemampuan berintuisi, meningkatkan kemampuan merasakan, dan meningkatkan kemampuan berfantasi. humanistik mencoba melihat potensi manusia dalam “seerapa banyakkah hal-hal yang dapat dilakukan oleh seseorang”.

Pendekatan humanistik ini lebih mengedepankan tentang pentingnya sebuah emosi dalam proses belajar. Apabila prikoalisis melihat emosi sebagai hal yang negatif dan mengganggu proses belajar, maka humanistik melihat emosi sebagai suatu keuntungan dalam proses belajar. Jadi dapat dikatakan bahwasanya emosi merupakan sebuah karakterisitik yang sangat kuat dalam proses belajar. Karena dengan emosi seseorang dapat berpikir serta merasakan.

Humanistik menekankan tentang perlunya sikap untuk saling menghargai dan tidak boleh adanya prasangka buruk dalam memandang orang lain, karena teori humanistik menyakini bahwa setiap individu memiliki semua jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapinya, adanya orang lain disini hanya membimbing untuk menemukan jawaban yang dirasa benar.
Share This

Previous Post
Next Post
Azmi Ifana Afif Son

Written by

Related Posts

0 komentar: