Menu

Kamis, 23 Juni 2016

6 Fakta I-Doser ‘Narkoba Digital’ yang Perlu Kamu Ketahui


Pematang Siantar - Belakangan ini, I-Doser atau yang disebut-sebut sebagai ‘narkoba digital’ meresahkan masyarakat. Banyak media online yang menyebutnya sebagai ‘narkoba’ yang berbahaya. Pernyataan ini muncul karena adanya kasus di Amerika Serikat. Tahun lalu, menurut situs Emirates247, Dubai pun sudah memblokir situs-situs yang memasarkan aplikasi ini. Karena ‘narkoba digital’ ini menurut mereka memberikan efek yang sama dengan ganja. Asisten Kepala Polisi Dubai Pidana Urusan Investigasi, Mayor Jenderal Khalil Ibrahim Al Mansouri mengatakan belum ada penelitian yang bisa membuktikan kemanjuran ‘narkoba digital’ ini.
Sedangkan di Oklahoma, Amerika Serikat, banyak anak-anak yang kecanduan I-Doser, salah satunya para murid sekolah Mustang High School. Sebenarnya, pihak BNN kepada salah satu media online lokal mengatakan, belum bisa dipastikan apakah aplikasi ini benar-benar punya efek yang sama dengan ganja. Meskipun begitu, belum banyak orang yang tahu cara kerja I-Doser, yang kini disebut-sebut ‘narkoba’ yang berbahaya. Berikut beberapa fakta mengenai I-Doser yang mungkin belum kamu ketahui.
I-Doser adalah produsen gelombang otak Binaural.

Dalam situs resminya, I-Doser merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi gelombak otak Binaural yang bisa diputar pada pemutar CD dan MP3. Selain itu I-Doser juga bisa digunakan pada ponsel dan komputer melalui aplikasi yang mereka buat.
I-Doser dibuat dengan tujuan untuk memanipulasi suasana hati.

Dalam sebuah e-book yang bisa diiunduh dari situs resminya, I-Doser dibuat dengan tujuan untuk memanipulasi suasana hati. Dengan memperdengarkan dua suara yang fekuensinya mirip pada telinga konsumennya. Otak kemudian akan merespon kedua suara tersebut dan menghasilkan suara ketiga yang disebut dengan binaural beat.
Apa itu binaural beat?

Binaural beat juga disebut dengan binaural tone, ditemukan oleh Heinrich Wilhelm Dove tahun 1839 yang kemudian booming pada abad 20. Binaural beat pada era itu digunakan untuk relaksasi, meditasi, kreativitas. Suara ini memberikan efek yang tergantung dari berapa frekuensinya. Frekuensi nada harus berada di bawah 1.000 Hz dan perbedaan antara dua nada yang dibuat untuk memancing respon otak harus kecil; kurang dari atau sama dengan 30 Hz.
Penelitian Dove setelah dipublikasikan kemudian berlanjut.

Penelitiannya kemudian diterbitkan dalam jurnal ilmiah Repertorium der Physik. Penelitian lanjutan dilakukan masih dengan tujuan memenuhi rasa ingin tahu untuk keperluan ilmu pengetahuan. Hingga muncul “Auditory Beats in the Brain” tahun 1973 yang ditulis Gerald Oster. Oster dalam tulisannya mengatakan, binaural beat ini bisa menjadi alat yang bagus untuk membantu penelitian tentang kognisi dan neurologi. Karena dia menemukan bahwa orang-orang yang todak bisa merasakan efek binaural beat ada kemungkinan menderita penyakit parkinson.
Selain penelitain Dove ternyata juga ada penelitian tentang efek dari binaural beat.

Penelitian ini dilakukan oleh seorang fisikawan Thomas Warren Campbell dan insinyur listrik Dennis Mennerich, di bawah pengawasan Robert Monroe. Monroe kemudian menemukan bahwa ada efek lain yang disebabkan oleh suara ini, yang berkaitan dengan sensasi yang dirasakan pendengar; pengalaman ‘keluar dari tubuh.’ Kemudian Monroe membangun industri teknologi binaural beat yang diberi nama The Monroe Institute.
Sebuah penelitian juga dilakukan pada tahun 2005 tentang binaural beat.

Tiga peneliti dari Inggris, R. Padmanabhan, A. J. Hildreth dan D. Laws mempelajari apakah musik dan suara bisa menolong pasien-pasien yang mengalami rasa cemas berlebih, sebelum menjalankan operasi. Mereka kemudian menemukan bahwa binaural beat bisa menurunkan tingkat rasa cemas yang berlebihan yang terjadi sebelum pasien menjalankan operasi.

Nah, itu dia enam fakta seputar I-Doser dan binaural beat yang belakangan ini ramai diperbincangkan. Pihak BNN masih belum memastikan apakah ‘narkoba digital’ ini benar-benar bisa membuat para penggunanya berhalusinasi, persis dengan efek dari ganja. Untuk megurangi rasa cemas, I-Doser ini jangan sampai digunakan oleh orang yang belum paham terutama anak kecil.
Share This

Previous Post
Next Post
Azmi Ifana Afif Son

Written by

Related Posts

0 komentar: